Selasa, 19 Maret 2013

SEKELUMIT SEJARAH SINGKAT BANUA SENDANA TONGKONAN LAJUK



SEKELUMIT SEJARAH SINGKAT BANUA SENDANA
TONGKONAN LAJUK
DI PANTILANG


I.               Banua Sendana Tongkonan Lajuk dibangun oleh Puang Palalla anak sulung Puang Toketora dari Karatuan bersama Istri nama Kandaro dari Kambuno kira – kira pada abad
ke XIII M.
Rumah ini didirikan di gunung batu Pantilang terletak di tengah – tengah Kampung berhadapan dengan dua gunung batu lainnya yakni buntu Paniki dan buntu Maindo di
seberang sungai Noling.
Buntu Pantilang ini luasnya kira – kira + 1 ½ Hektar yang dihuni oleh sejumlah keluarga, dikelilingi perkampungan dan lahan pertanian sawah dan ladang.
Daerah ini letaknya sangat strategis sehingga dijadikan benteng pertahanan yang memiliki tiga pintu (Babangan) buatan alam yang sulit sekali dijalani oleh orang yang tidak biasa
karena sempitnya jalan masuk.
Pada pintu masuk (Babangan) yang berada di Utara dan Selatan dulu dibangun rumah yang namanya Tobonan Doke merupakan gudang penyimpanan kebutuhan pengamanan
kampung.
Selain itu pada lokasi buntu batu Pantilang ini, terdapat benda – benda objek wisata antara lain manusia batu (Lindo Tau), babi, ayam, kerbau, yang membatu dan lain – lain.
Banua Sendana ini ramuan utamanya terambil dari kayu cendana seperti tiang – tiang, garatan dan lain – lain dalam ukuran besar, konon tiangnya dapat dibuat untuk Lesung
Tumbuk Padi (Issong Te’dek).
II.            Pada waktu Puang Sanggalangi’ sepupu pertama Puang Palalla mengumumkan terbentuknya Basse Sangtempe pada kira – kira abad ke XIII yang dikemas dalam wilayah
Banua A’pa’ Tongkonan Annan Pulona antara lain :
1.      Banua Sendana Tongkonan Lajuk di Pantilang dengan gelar jabatan Toparengnge’ “Issong Kalua’ “
2.      Banua To’bua di Maindo dengan gelar jabatan Toparengnge’ “La’riri Bassi”
3.      Banua Konglelangi’ di Kanna dengan gelar jabatan Toparengnge “Sembang Kada”
4.      Banua Kaparenggesan Landibolu dengan gelar Toparengnge’ “Balimbing Kalua’ “
Masing – masing Banua membawahi lima belas Kaparengngesan Tondok dan memiliki dua fungsi antara lain ialah Fungsi Kewilayahan dan Kelembagaan adat.
III.    Fungsi Tongkonan dan Toparengnge’ antara lain :
1.      Fungsi Tongkonan
-          Lembaga pemegang otorita (penguasa adat)
-          Lemaga pemersatu rumpun keluarga
-          Lembaga pelayanan umpana’ta’ aluk sola pemali berdasarkan tallu lolona.
-          Lembaga pembangunan karakter sosial kegotong – royongan, sebagai landasan hidup dan kehidupan bersama.
2.      Fungsi Toparengnge’ :
-          Bawa pasang atau (Topadoloan ) pimpinan adat
-          To umpetayanni tondok (umpenandai tondok) unsur pengayoman
-          To ma’pemelo (unssur pendamai)
-          To mangngando (Tomassalu) unsur religi.
Demikian sekelumit sejarah singkat Banua Sendana Tongkonan lajuk khususnya Banua A’pa’ Tongkonan Annan Pulana pada umumnya dan fungsi Tongkonan dan Toparengnge’ penting digali lebih dalam melalui seminar, skripsi/kertas karya ilmiah bagi cendekawan generasi muda Insya Allah.

Pantilang,   Maret 2013


                                                                                         An. Banua Sendana Tongkona Lajuk
                                                                                                        Di Pantilang

1 komentar:

  1. menarik..tempat ini cukup dekat dengan tempat saya..dan nama tongkonannya pun sama dengan nama kampung saya yaitu Sendana, saya tidak tahu apa ada sangkut pautnya atau tidak.., kalau boleh tau sampai dimana batas kerajaan Pantilang ini ya? berharap bisa berkunjung ke pantilang suatu saat nanti..

    BalasHapus