LAPORAN
PENGAMATAN
A.
Judul percobaan :
Identifikasi larutan Asam-Basa
B.
Tujuan percobaan :
Untuk mengetahui apakah bahan mengandung larutan asam maupun larutan basa
C.
Alat/Bahan :
Ø Alat
·
Rak/tabung reaksi
·
Sikat tabung
Ø Bahan
·
Garam
·
Gula Halus
·
Deterjen
·
Jeruk Nipis
·
Asam Cuka
·
Kapur Sirih
·
Aquades
D.
CARA KERJA
masukkan air
aquades kedalam tabung reaksi yang telah terisi oleh bHn,kecuali jeruk nipis
dan asam cuka,setelah itu kocok hingga bahannya larut,kemudian masukkan kertas
lakmus
E.
Hasil
pengamatan :
LARUTAN
|
PERUBAHAN KERTAS LAKMUS
|
SIFAT LARUTAN
|
|
L.MERAH
|
L.BIRU
|
||
Garam
|
merah
|
biru
|
netral
|
Gula halus
|
merah
|
biru
|
netral
|
Deterjen
|
biru
|
biru
|
basa
|
jeruk nipis
|
merah
|
merah
|
asam
|
Asam cuka
|
merah
|
merah
|
asam
|
Kapur sirih
|
biru
|
biru
|
basa
|
F.
KESIMPULAN
setelah melakukan praktikum kita telah mengetahui bahwa bahan
sebagai berkut
· Detergen
· Kapur
Mengandung larutan basa karena dapat membirukan kertas
lakmus merah sedangkan bahan yang mengandung larutan asam yaitu jeruk nipis dan
asam cuka karena dapat memerahkan kertas lakmus biru dan bahan yang mengandung
larutan netral adalah gula dan garam karena kedua lakmus tidak berubah warna
G.
LANDASAN
TEORI
1. Teori Asam-Basa Arrhenius
Menurut Arrhenius
pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen
(atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+).
Basa adalah
zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.
Reaksi
keseluruhannya :
Secara
umum :
Konsep asam basa
Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan pada
larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan
OH-.
2. Teori BrΦnsted dan Lowry
Di tahun 1923,
kimiawan Denmark Johannes Nicolaus BrΦnsted (1879-1947) dan kimiawan Inggris
Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan teori asam basa
baru, yang ternyata lebih umum.
asam: zat yang
mendonorkan proton (H+) pada zat lain
basa : zat yang
dapat menerima proton (H+) dari zat lain.
Berdasarkan teori
ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi
asam basa, yakni
HCl(g) + NH3(g)
→NH4Cl(s)
simbol (g) dan (s)
menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida mendonorkan proton
pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori
BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Bila zat
tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan
lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton,
zat ini akan berperan sebagai basa.
Dalam suatu larutan
asam dalam air, air berperan sebagai basa.
HCl + H2O
→ Cl– + H3O+
asam1+basa 2 → basa
konjugat1+asam konjugat2
Basa konjugat dari
suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton pindah dari asam
tersebut.
Asam konjugat dari
suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton ditambahkan ke basa
tersebut.
Dalam reaksi di
atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton, dan perubahan antar
keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, dan
pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air
ion CO3 2– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32–
dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan
keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32–
→ OH– + HCO3–
asam1+basa 2 → basa
konjugat1+asam konjugat2
Zat disebut sebagai amfoter bila zat
ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air adalah zat amfoter. Reaksi
antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida
adalah contoh reaksi
zat amfoter
H2O + H2O
→ OH– + H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam
konjugat2
H.
PEMBAHASAN
Sekitar
tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara keliru
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam
sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya
terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi
sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah
yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani yaitu oxus (asam)
dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk asam”.
Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen
dalam asam – asam halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810,
definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada
waktu itu, termasuk Humphry Davy berkeyakinan bahwa semua asam mengandung
hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svante
August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini, mengemukakan teori ion dan
kemudian merumuskan pengertian asam.
Basa
dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka
kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.
OLEH :
NAMA
KELOMPOK
Ø MIFTAHUL
JANNAH
Ø GILOTS
Ø DELTI
Ø SULFIKAR
Ø RIKA
AKIS
KELAS
: XI IPA 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar