Kamis, 21 Maret 2013

Makalah Holistik Caring



MAKALAH
HOLISTIC CARE
CARING,HOSLIM, HUMANISME




OLEH :
KELOMPOK IV.

FUAD SULAIMAN                          (01.2012.016)
HAMID                                              (01.2012.020)
HASLIANA HARMAN                   (01.2012.022)
HASRIANI                                        (01.2012.023)
ELPI YANTI LETA’                       (01.2012.024)
HIJRAH                                             (01.2012.025)


STIKES KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
TAHUN 2013




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran  Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul “ CARING, HOSLIM, DAN HUMANISME “ dapat kami selesaikan sengan jadwal yang telah direncanakan. Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerjakeras, kami serahkan seluruh upaya demi mewujudkan keinginan ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.
Penulis menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik cara penulisan  ataupun penyusunanya. Oleh karena itu kami, mohon maaf dan sangat mengharapkan  masukan yang sifatnya membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari sukungan serta bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak terkait. Oleh kerena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen pembimbing  dan rekan mahasiswa yang memberikan masukan dan petunjuk serta saran-saran yang baik.


DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................       
Kata Pengantar .......................................................................................       
Daftar  Isi ...............................................................................................       
BAB. I PENDAHULUAN ...................................................................
A.    Latar Belakang ...........................................................................
B.     Tujuan Pembelajaran ..................................................................
BAB. II PEMBAHASAN .....................................................................
A.    CARING ....................................................................................       
B.     HOLISME .................................................................................       
C.     HUMANISME ..........................................................................       
BAB. III PENUTUP .............................................................................       
A.    Kesimpulan .................................................................................       
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................



 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Holistik dalam keperawatan diperlukan suatu perubahan cara pikir masyarakat dan jenis pelayanan kesehatan yang ada didalamnya. Karena perubahan ini merupakan suatu proses terjadinya perpindahan dari status tetap menjadi yang bersifat dinamis, yaitu dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada untuk mencapai kesehatan yang optimal. Holistik merupakan suatu yang mendasari tindaknan keperawatan seperti dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Holistik terkait dengan kesejahteraan terdapat dimensi yang saling mempengaruhi seperti fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
            Di dalam pelayanan pada klinik holistik care didsarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan suatu masalah fisik yng dapat diselesaikan dengan pemberian semata. Dan pelayanan kesehatan ini memperlihatkan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial, dan spiritul yang saling mempengaruhi.


B.     TUJUAN PEMBELAJARAN
1.      Untuk mengetahui pembahasan caring, hoslim, humanisme
2.      Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan di dalam caring, hoslim, dan humanisme.
3.      Untuk mengetahui cara merelisasikan caring, hoslim, humanisme dalam keperawatan.
4.      Untuk mengetahui teori yang membahas tentang caring, hoslim dan humanisme.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    CARING
a.      Caring Holistik Care
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berpersan, dan bersikap ketika nerhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik. Perawat merupakan salah satu profesi yang mulia. Betapa tidak, merawat pasien yang sedang sakit adalah pekerjan yang tidak mudah. Tak semua orang memiliki kesabaran dalm melayani orang yang tengah menderita penyakit. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar. Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang , kebutuhan, tekanan, dan batasan waktu dalam lingkungan pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktek caring, yang membuat perawat dan profesi kesehatan lainnya menjadi dingin dan tidak peduli terhadap kebutuhan klien. Peningkatan penggunaan kemajuan teknologi untuk diagnosis cepat dan pengobatan sering menyebabkan perawat dan penyedi pelaynan kesehatn lain melihat hubungan klien sebagai sesuatu yang kurang penting. Kemajuan teknologi akaan menjadi berbahya bila tidak disertai dengan latar belakang keterampiln dan pelayanan yang baik. Ini waktunya untuk menilai dan menerima praktik caring dan pengetahuan ahli yang merupakan inti praktik pelayanan. Ketika kita mengikat klien dalam sebuah pelayanan yang baik, kita dapat mempelajari bahwa terapi dalm pelayanan menyumbang konstribusi yang besar untuk kesehatn dan kesejahteraan klien kita.
Caring berarti bahwa seseorang, kejadian, rencana dan segala sesuatu yang berhubungan dengan banyak orang ( Benner dan Wibel, 1989). Ini merupakan kata yang menggambarkan sebuah hubungan. Benner dan Wrubel (1989) mengarakan, “ caring membuat kemungkinan “ perhatian seseorang terhadap orang lain, kejadian, atau sesuatu memberikan motivasi dan petunjuk kepada individu untuk peduli. Caring sebagai struktur mempunyai implikasi praktis untuk mengubah praktik keperawatan. Caring bentuk dasar dari praktek keperawatan dimana perawat membantu klien pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakitnya, dan mengolah atau membangun kembali hubungan.
Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya. Setiap individu mempunyai perbedaan latar belakang pengalaman, nilai-nilai, dan kultur dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Caring bersifat khusus dan bergantung pada hubungan perawat-klien. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki perawat, biasanya mereka akan mempelajari bahwa caring membantu mereka untuk fokus pada klien yang mereka layani menggambarkan hubungan antara sehat, sakit dan penyakit.  Sehat adalah kondisi tidak sakit, sedangkan sakit identik dengan penyakit. Sehat adalah fase dimana individu dapat berhubungan dengan nilai-nilai, personalits dan gaya hidup. Sakit adalah kondisi kehilangan atu disfungsi, dimna penyakit merupakan manifestasi dari abnormalitas pada seluler, jaringan atau organ. Beberapa klien mempunyai penyakit (seperti arthritis aatau diabetes) tetapi tidak sakit atau mengalami penurunan fungsi. Sebagai contoh, klien yang menderita diabetes selama beberapa tahun tidak sakit sampai penyakit tersebut menyebabkan gangguan penglihatan yang serius, yang mengganggu pekerjaannya. Oleh karena itu, sakit tergantung pada kontek hidup seseorang.
Sakit merupakan kondisi manusia saat mengalami kehilangan atau difungsi, pengobatan untuk intervensi yang diberikan tanpa pertimbangan bagaimana keberhasilannya terhadap individu biasanya akan berdampak buruk. Perawat ahli mengerti perbedaan antara sehat, sakit dan penyakit. Melalui hubungan pelayanan, perawat belajar mendengarkan cerita klien tentang sakitnya sehingga mereka dapat mengetahui apa penyakitnya.
b.      Caring Dalam Praktik Keperawatan
Perawat melakukan caring dengan menggunakan pendekatan pelayanan dalam setiap pertemuan dengan klien .
1)      Kehadiran
Suatu pertemuan orang dengan orang yang merupakan sarana untuk lebih mendekatkan dan menyampaikan manfaat caring. Melauli kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkn serta memiliki sikp positif dan bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk suatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.
Kehadiran perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut karena situasi tertekan. Memberikan penentraman hati dan penjelasan yang saksama tentang prosedur, tetap berada disamping klien, serta memberikan klien petunjuk selama menjalani prosedur tersebut, semuanya sangat berarti untuk kesehatan klien.
2)      Sentuhan
Sentuhan dapat berupa kontak dan non kontak. Sentuhan kontak seperti kontak langsung kulit dengan kulit, dan sentuhan non kontak yaitu kontak mata. Keduanya digambarkan dlam tiga ktegori, yaitu sentuhan berorietitas-tugas, sentuhan pelayanan, sentuhan perlindungan. Sentuhan caring adalah suatu bentuk komunikasi non verbal, yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan klien, meningkatkan harga diri dan memperbaiki orientasi tentang kenyataan. Sentuhan ini dengan memegang tangan klien, memberikan pijatan pada punggung, menempatkan klien dengan hati-hati, atau takut serta dalam pembicaraan.
3)      Mendengarkan
Hal ini menunjukkan perhatian penuh dan keterkaitan perawat. Mengerti apa yang dikatakan klien, dengan memahami dan mengerti maksud klien serta memberikan respon balik terhadap lawan bicarnya. Mengerti maksud dari apa yang klien bicarakan akn menciptakn suatu hubungan yang saling menguntungkan.
4)      Memahami klien
Berarti perawat menghindari asumsi, fokus pada klien, dengan memahami dimengerti maksud klien serta memberikan respon balik terhadap lawan bicaranya. Mengerti maksud dari apa dan ikut serta dalam hubungan caring dengan klien yang meberikan informasi dan petunjuk untuk dapat berfikir kritis dn memberikan penilaian klinis dengan membangun hubungan klien merupakan pintu gerbng pelayanan, proses sosial yang menghasilkan suatu ikatan dimana klien menjadi mengenal perawat.
5)      Caring dalam spritual
Yaitu spritual menawarkan rasa  dan keterkaitan yng baik, interpersonal (hubungan dengan dirinya sendiri), interpersonal (hubungan dengan orang lain dan lingkungan) dan transpersonal (hubungan dengan yang tidak terlihat, Tuhan, atau kekuatan tertinggi). Dalam hubungan caring klien dan perawat saling memahmi satu sama lain sehingga keduanya berpindah menjaadi hubungan pemulihan dengan melakukan yaitu :
a)      Mengarahkan harapan bagi klien di perawat; 
b)      Mendapatkan interpensi atau pengertian tentaang penyakit, gejla, atau  perasaan yang dapat diterima klien;
c)       Membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosionaal, dan spritual
d)     Memahami baahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia roh dengan roh.
6)      Perawatan Keluarga
Kebutuhan intervensi keperwatan sehingga bergantung pda keinginan keluarga untuk berbagai informasi tentang klien, penerimaan keluarga dan pemahaman akan terapi, apakah intervensi cocok dengan praktik harian keluarga, serta apakah mendukung dan menyampaikan terapi yang dianjurkan




B.     HOLISME 
Holistik adalah memandang manusia secara seutuhnya secara psikologis dan spritual. Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen berbeda. Jiwa di tubuh bukan dua unsur terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
1.      Kepribaadiaan normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi dan koherensi organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasi berarti patologik.
2.      Organisme dapat dianalisis dengan membedakan 3 bagian, tetapi tidk aada bagian yng dapatt dipelajari dalam isolasi.
3.      Oragnisme memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self actulization). Orang yang berjuang tanpa henti (continuous) untuk  merelisasikan potensi inheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.
4.      Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal potensi organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yng sehat dan integral.
5.      Penelitian komprehensif terhadap satu orang lebih berguna dari pada penelitian ekstensif terhadap bnyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.
Model kesehatan Holistik
Pada modul ini, perawat akaan menganggap klienlah yang paling menguasai kesehatannya dan menghormati pengalaaman subjektif klien sebagai hal yaang relevan terhadap penjagaan kesehatan atau  membantu dalam pemulihn pada model ini klien  dilibtkan pada proses  penyembuhannya sehingga mereka memiliki  unsur tanggung jawab dalam menjaga kesehatan. Perawat yang menggunakan model holistik menyadari kemampuan pemulihan alami dari tubuh dan menyertakan intervensi altenatif seperti terpi relaksasi , terapi musik,  sentuhan terapeaotik dan imajinasi, karena hal – hal ini ekonomis, efektif, noninvasif dan nonfarmakologis holistik ini dapat digunakan pada tiap tingkat kesehatan dan penyakit serta perang penting dalam memperluas peran keperawatan.     
Perawat dapat menggunakannya secara eksklusif atau berdampingan dengan pengobatan konvesional. Terapi music dalam ruang operasi menciptakan suasana yang nyaman. Tetapi relaksasi dalam mendistraksi klien saat menjalani prosedur yang menyakitkan seperti penggantian perban latihan pernafasan umumnya diajarkan untuk membantu klien dalam menghadapi nyeri saat kontraksi dan persalinan



C.    HUMANISME
1.      Pengertian Humanisme
Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal – hal yang positif kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif ini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain efektif. Emosi merupakan karakteristik sangat kuat yang Nampak dari para pendidik beraliran humanism. Belajar merupakan proses yang dimulai ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia disini berarti mempunya tujuan untuk mencapai aktualitasasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
2.      Ciri – Ciri Teori Humanisme
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal seperti ini mencakup kemampuan interpersonal social dan metode untuk pengembangan diri ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup di masyarakat. Kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatannya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu kita untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing – masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi – potensi yang ada dalam diri mereka.
Teori belajar humanism yaitu kita harus mampu untuk mengarahkan diri sendiri dalam kegiatan belajar – mengajar, sehingga kita mengetahui apa yang dipelajarinya serta mengetahui seberapa besar kita dapat memahami, mengetahui mana, kapan dan bagaimana mereka  akan belajar kita diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil belajar bagi diri sendiri. Humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu meliputi bagian diantaranya bagian kognitif, efektif dan psikomotorik. Pendekatan hmanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka dan nilai yang dimiliki oleh setiap individu.
Prinsip belajar Humanistik yaitu :
a.       Manusia mempunyai belajar alami
b.      Belajar ignifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan siswa mempunyai relevansi dengan maksud tertentu.
c.       Belajar yang menyangkut perubahan didalam persepsi menganai dirinya
d.      Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil.
e.       Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara.
f.       Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya
g.      Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
h.      Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat member hasil yang mendalam.
i.        Kepercayaan  pada diri, ditumbuhkan dengan membiasakan untuk merawat diri.
j.        Belajar social adalah belajar mengenai proses belajar.







BAB. III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Caring adalah fenomena Universal yang berkaitan dengan cara seseorang berfikir, berperasaam dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
2.      Holistik merupakan suatu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spritural pelayanan keperawatan holistik memberikan pelayanan kesehatan yang lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling mempengaruhi.
3.      Humanisme ditujukan untuk kepentingan manusia, dimana manusia mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal .




DAFTAR PUSTAKA

Perry, Potter.2010.Fundamentalof Nursing, 7Tahun edition. Jakarta : Salemba Medika.


                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar