MAKALAH
HOLISTIC CARE
CARING,HOSLIM, HUMANISME
OLEH :
KELOMPOK IV.
FUAD SULAIMAN (01.2012.016)
HAMID (01.2012.020)
HASLIANA HARMAN (01.2012.022)
HASRIANI (01.2012.023)
ELPI YANTI LETA’ (01.2012.024)
HIJRAH (01.2012.025)
STIKES KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
TAHUN 2013
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadiran
Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusunan makalah dengan judul “ CARING, HOSLIM, DAN HUMANISME “ dapat kami
selesaikan sengan jadwal yang telah direncanakan. Terdorong oleh rasa ingin
tahu, kemauan, kerjasama dan kerjakeras, kami serahkan seluruh upaya demi
mewujudkan keinginan ini.
Makalah
ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk melengkapi
dan menyempurnakan suatu mata kuliah.
Penulis
menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
cara penulisan ataupun penyusunanya.
Oleh karena itu kami, mohon maaf dan sangat mengharapkan masukan yang sifatnya membangun demi untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari sukungan serta
bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak terkait. Oleh kerena
itu, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih banyak kepada
Dosen pembimbing dan rekan mahasiswa
yang memberikan masukan dan petunjuk serta saran-saran yang baik.
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ........................................................................................
Kata Pengantar .......................................................................................
Daftar
Isi ...............................................................................................
BAB. I PENDAHULUAN ...................................................................
A.
Latar
Belakang ...........................................................................
B.
Tujuan
Pembelajaran ..................................................................
BAB. II PEMBAHASAN .....................................................................
A.
CARING
....................................................................................
B.
HOLISME
.................................................................................
C.
HUMANISME
..........................................................................
BAB. III PENUTUP .............................................................................
A.
Kesimpulan
.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Holistik dalam keperawatan diperlukan
suatu perubahan cara pikir masyarakat dan jenis pelayanan kesehatan yang ada
didalamnya. Karena perubahan ini merupakan suatu proses terjadinya perpindahan
dari status tetap menjadi yang bersifat dinamis, yaitu dapat menyesuaikan diri
dari lingkungan yang ada untuk mencapai kesehatan yang optimal. Holistik
merupakan suatu yang mendasari tindaknan keperawatan seperti dimensi
fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi ini merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Holistik terkait dengan kesejahteraan terdapat
dimensi yang saling mempengaruhi seperti fisik, emosional, intelektual, sosial
dan spiritual.
Di dalam pelayanan pada klinik
holistik care didsarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit
yang dialami seseorang bukan saja merupakan suatu masalah fisik yng dapat
diselesaikan dengan pemberian semata. Dan pelayanan kesehatan ini
memperlihatkan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan
jasmani, mental, sosial, dan spiritul yang saling mempengaruhi.
B.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Untuk
mengetahui pembahasan caring, hoslim, humanisme
2. Untuk
mengetahui tindakan yang dilakukan di dalam caring, hoslim, dan humanisme.
3. Untuk
mengetahui cara merelisasikan caring, hoslim, humanisme dalam keperawatan.
4. Untuk
mengetahui teori yang membahas tentang caring, hoslim dan humanisme.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
CARING
a.
Caring
Holistik Care
Caring merupakan fenomena universal
yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berpersan, dan bersikap ketika
nerhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan dipelajari dari
berbagai macam filosofi dan perspektif etik. Perawat merupakan salah satu
profesi yang mulia. Betapa tidak, merawat pasien yang sedang sakit adalah
pekerjan yang tidak mudah. Tak semua orang memiliki kesabaran dalm melayani
orang yang tengah menderita penyakit. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama
memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar. Untuk itu perawat
memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup keterampilan
intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring
atau kasih sayang , kebutuhan, tekanan, dan batasan waktu dalam lingkungan
pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktek caring, yang membuat
perawat dan profesi kesehatan lainnya menjadi dingin dan tidak peduli terhadap
kebutuhan klien. Peningkatan penggunaan kemajuan teknologi untuk diagnosis
cepat dan pengobatan sering menyebabkan perawat dan penyedi pelaynan kesehatn
lain melihat hubungan klien sebagai sesuatu yang kurang penting. Kemajuan
teknologi akaan menjadi berbahya bila tidak disertai dengan latar belakang
keterampiln dan pelayanan yang baik. Ini waktunya untuk menilai dan menerima praktik
caring dan pengetahuan ahli yang merupakan inti praktik pelayanan. Ketika kita
mengikat klien dalam sebuah pelayanan yang baik, kita dapat mempelajari bahwa
terapi dalm pelayanan menyumbang konstribusi yang besar untuk kesehatn dan
kesejahteraan klien kita.
Caring berarti bahwa seseorang,
kejadian, rencana dan segala sesuatu yang berhubungan dengan banyak orang (
Benner dan Wibel, 1989). Ini merupakan kata yang menggambarkan sebuah hubungan.
Benner dan Wrubel (1989) mengarakan, “ caring membuat kemungkinan “ perhatian
seseorang terhadap orang lain, kejadian, atau sesuatu memberikan motivasi dan
petunjuk kepada individu untuk peduli. Caring sebagai struktur mempunyai
implikasi praktis untuk mengubah praktik keperawatan. Caring bentuk dasar dari
praktek keperawatan dimana perawat membantu klien pulih dari sakitnya,
memberikan penjelasan tentang penyakitnya, dan mengolah atau membangun kembali
hubungan.
Caring membantu perawat mengenali
intervensi yang baik, dan kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk
memberikan caring nantinya. Setiap individu mempunyai perbedaan latar belakang
pengalaman, nilai-nilai, dan kultur dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Caring bersifat khusus dan bergantung pada hubungan perawat-klien. Semakin
banyak pengalaman yang dimiliki perawat, biasanya mereka akan mempelajari bahwa
caring membantu mereka untuk fokus pada klien yang mereka layani menggambarkan
hubungan antara sehat, sakit dan penyakit.
Sehat adalah kondisi tidak sakit, sedangkan sakit identik dengan
penyakit. Sehat adalah fase dimana individu dapat berhubungan dengan
nilai-nilai, personalits dan gaya hidup. Sakit adalah kondisi kehilangan atu
disfungsi, dimna penyakit merupakan manifestasi dari abnormalitas pada seluler,
jaringan atau organ. Beberapa klien mempunyai penyakit (seperti arthritis aatau
diabetes) tetapi tidak sakit atau mengalami penurunan fungsi. Sebagai contoh,
klien yang menderita diabetes selama beberapa tahun tidak sakit sampai penyakit
tersebut menyebabkan gangguan penglihatan yang serius, yang mengganggu
pekerjaannya. Oleh karena itu, sakit tergantung pada kontek hidup seseorang.
Sakit merupakan kondisi manusia saat
mengalami kehilangan atau difungsi, pengobatan untuk intervensi yang diberikan
tanpa pertimbangan bagaimana keberhasilannya terhadap individu biasanya akan
berdampak buruk. Perawat ahli mengerti perbedaan antara sehat, sakit dan
penyakit. Melalui hubungan pelayanan, perawat belajar mendengarkan cerita klien
tentang sakitnya sehingga mereka dapat mengetahui apa penyakitnya.
b.
Caring
Dalam Praktik Keperawatan
Perawat melakukan caring dengan
menggunakan pendekatan pelayanan dalam setiap pertemuan dengan klien .
1) Kehadiran
Suatu
pertemuan orang dengan orang yang merupakan sarana untuk lebih mendekatkan dan
menyampaikan manfaat caring. Melauli kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh, nada
suara, mendengarkn serta memiliki sikp positif dan bersemangat yang dilakukan
perawat, akan membentuk suatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.
Kehadiran
perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut karena situasi tertekan.
Memberikan penentraman hati dan penjelasan yang saksama tentang prosedur, tetap
berada disamping klien, serta memberikan klien petunjuk selama menjalani
prosedur tersebut, semuanya sangat berarti untuk kesehatan klien.
2) Sentuhan
Sentuhan
dapat berupa kontak dan non kontak. Sentuhan kontak seperti kontak langsung
kulit dengan kulit, dan sentuhan non kontak yaitu kontak mata. Keduanya
digambarkan dlam tiga ktegori, yaitu sentuhan berorietitas-tugas, sentuhan
pelayanan, sentuhan perlindungan. Sentuhan caring adalah suatu bentuk
komunikasi non verbal, yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan klien,
meningkatkan harga diri dan memperbaiki orientasi tentang kenyataan. Sentuhan
ini dengan memegang tangan klien, memberikan pijatan pada punggung, menempatkan
klien dengan hati-hati, atau takut serta dalam pembicaraan.
3) Mendengarkan
Hal
ini menunjukkan perhatian penuh dan keterkaitan perawat. Mengerti apa yang
dikatakan klien, dengan memahami dan mengerti maksud klien serta memberikan
respon balik terhadap lawan bicarnya. Mengerti maksud dari apa yang klien
bicarakan akn menciptakn suatu hubungan yang saling menguntungkan.
4) Memahami
klien
Berarti
perawat menghindari asumsi, fokus pada klien, dengan memahami dimengerti maksud
klien serta memberikan respon balik terhadap lawan bicaranya. Mengerti maksud
dari apa dan ikut serta dalam hubungan caring dengan klien yang meberikan informasi
dan petunjuk untuk dapat berfikir kritis dn memberikan penilaian klinis dengan
membangun hubungan klien merupakan pintu gerbng pelayanan, proses sosial yang
menghasilkan suatu ikatan dimana klien menjadi mengenal perawat.
5) Caring
dalam spritual
Yaitu spritual menawarkan rasa dan keterkaitan yng baik, interpersonal
(hubungan dengan dirinya sendiri), interpersonal (hubungan dengan orang lain
dan lingkungan) dan transpersonal (hubungan dengan yang tidak terlihat, Tuhan,
atau kekuatan tertinggi). Dalam hubungan caring klien dan perawat saling
memahmi satu sama lain sehingga keduanya berpindah menjaadi hubungan pemulihan
dengan melakukan yaitu :
a) Mengarahkan
harapan bagi klien di perawat;
b) Mendapatkan
interpensi atau pengertian tentaang penyakit, gejla, atau perasaan yang dapat diterima klien;
c) Membantu klien dalam menggunakan sumber daya
sosial, emosionaal, dan spritual
d) Memahami
baahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia roh dengan roh.
6) Perawatan
Keluarga
Kebutuhan intervensi keperwatan
sehingga bergantung pda keinginan keluarga untuk berbagai informasi tentang
klien, penerimaan keluarga dan pemahaman akan terapi, apakah intervensi cocok
dengan praktik harian keluarga, serta apakah mendukung dan menyampaikan terapi
yang dianjurkan
B.
HOLISME
Holistik adalah memandang manusia
secara seutuhnya secara psikologis dan spritual. Holisme menegaskan bahwa
organisme selalu bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai
rangkaian bagian atau komponen berbeda. Jiwa di tubuh bukan dua unsur terpisah
tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi dibagian satu akan
mempengaruhi bagian lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting
adalah :
1. Kepribaadiaan
normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi dan koherensi organisasi
adalah keadaan normal dan disorganisasi berarti patologik.
2. Organisme
dapat dianalisis dengan membedakan 3 bagian, tetapi tidk aada bagian yng dapatt
dipelajari dalam isolasi.
3. Oragnisme
memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self
actulization). Orang yang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merelisasikan potensi inheren yang
dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.
4. Pengaruh
lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal potensi
organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian
yng sehat dan integral.
5. Penelitian
komprehensif terhadap satu orang lebih berguna dari pada penelitian ekstensif
terhadap bnyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.
Model kesehatan
Holistik
Pada modul ini, perawat akaan
menganggap klienlah yang paling menguasai kesehatannya dan menghormati
pengalaaman subjektif klien sebagai hal yaang relevan terhadap penjagaan
kesehatan atau membantu dalam pemulihn
pada model ini klien dilibtkan pada proses penyembuhannya sehingga mereka memiliki unsur tanggung jawab dalam menjaga kesehatan.
Perawat yang menggunakan model holistik menyadari kemampuan pemulihan alami
dari tubuh dan menyertakan intervensi altenatif seperti terpi relaksasi ,
terapi musik, sentuhan terapeaotik dan
imajinasi, karena hal – hal ini ekonomis, efektif, noninvasif dan
nonfarmakologis holistik ini dapat digunakan pada tiap tingkat kesehatan dan
penyakit serta perang penting dalam memperluas peran keperawatan.
Perawat dapat menggunakannya
secara eksklusif atau berdampingan dengan pengobatan konvesional. Terapi music
dalam ruang operasi menciptakan suasana yang nyaman. Tetapi relaksasi dalam
mendistraksi klien saat menjalani prosedur yang menyakitkan seperti penggantian
perban latihan pernafasan umumnya diajarkan untuk membantu klien dalam
menghadapi nyeri saat kontraksi dan persalinan
C.
HUMANISME
1. Pengertian Humanisme
Pendekatan ini
melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal – hal yang positif
kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik
beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan
kemampuan yang positif. Kemampuan positif ini erat kaitannya dengan
pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain efektif. Emosi merupakan
karakteristik sangat kuat yang Nampak dari para pendidik beraliran humanism.
Belajar merupakan proses yang dimulai ditujukan untuk kepentingan memanusiakan
manusia. Dimana memanusiakan manusia disini berarti mempunya tujuan untuk
mencapai aktualitasasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri serta
realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
2.
Ciri
– Ciri Teori Humanisme
Pendekatan yang
berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka
punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal seperti ini mencakup kemampuan
interpersonal social dan metode untuk pengembangan diri ditujukan untuk
memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup di masyarakat. Kemampuan membangun
diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena
keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Teori belajar
ini berusaha memahami perilaku belajar sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatannya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu kita
untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing – masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi – potensi yang ada dalam diri mereka.
Teori belajar
humanism yaitu kita harus mampu untuk mengarahkan diri sendiri dalam kegiatan
belajar – mengajar, sehingga kita mengetahui apa yang dipelajarinya serta
mengetahui seberapa besar kita dapat memahami, mengetahui mana, kapan dan
bagaimana mereka akan belajar kita
diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil belajar bagi diri sendiri.
Humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu
meliputi bagian diantaranya bagian kognitif, efektif dan psikomotorik.
Pendekatan hmanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi
terbuka dan nilai yang dimiliki oleh setiap individu.
Prinsip belajar
Humanistik yaitu :
a.
Manusia
mempunyai belajar alami
b.
Belajar
ignifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan siswa mempunyai relevansi
dengan maksud tertentu.
c.
Belajar
yang menyangkut perubahan didalam persepsi menganai dirinya
d.
Tugas
belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil.
e.
Bila
ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara.
f.
Belajar
yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya
g.
Belajar
lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
h.
Belajar
yang melibatkan siswa seutuhnya dapat member hasil yang mendalam.
i.
Kepercayaan pada diri, ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk merawat diri.
j.
Belajar
social adalah belajar mengenai proses belajar.
BAB.
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Caring
adalah fenomena Universal yang berkaitan dengan cara seseorang berfikir,
berperasaam dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
2.
Holistik
merupakan suatu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi
dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spritural pelayanan
keperawatan holistik memberikan pelayanan kesehatan yang lebih memperhatikan
keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani,
mental, sosial dan spiritual yang saling mempengaruhi.
3.
Humanisme
ditujukan untuk kepentingan manusia, dimana manusia mempunyai tujuan untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang
belajar secara optimal .
DAFTAR
PUSTAKA
Perry,
Potter.2010.Fundamentalof Nursing, 7Tahun edition. Jakarta : Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar