Selasa, 19 Maret 2013

cerita Pendek



Ibu Dan Ayah Telah Meninggalkanku

Hari bagiku cerah aku terbangun dari tempat tidurku, aku membuka pintu jendelaku dan aku menghirup udara segar yang berhembus. Aku mendengar suara seseorang yang sedang mengetuk pintu kamarku dari luar dan memanggil namaku, aku langsung membuka pintu kamarku dan ternyata itu adalah ibu, ibu dating memanggilku untuk sarapan pagi bersama ayah, adik dan kakakku selesai makan ibu mengatakan kalau ibu dan ayah akan pergi ke Eropa untuk menyelesaikan pekerjaannya disana dan mereka akan berangkat minggu ini, saat itu aku langsung berlari kekamar dan aku meneteskan air mata. Tiba – tiba kakak dan adik menghampiriku dan langsung memelukku. Kakak berkata kalau ibu dan ayah pergi untuk bekerja bukan untuk bersenang – senang tetapi,mereka pergi untuk mencari uang, aku pun terdiam mendengar kalimat – kalimat yang diucapkan oleh kak Cakrha.
            “ Kak, jangan sedih, senyum dong ?!!! kata Lisa dengan senyum hambar.
Aku pun pergi  mandi dan bersiap –siap untuk berangkat ke sekolah.
            “ Lisss ! tas kakak mana ?” teriak aku dari kamar.
Yang dipanggil cuek sambil memasukkan buku ke dalam tas.  Dengan penuh kemurahan aku berlari kekamar.
            “ Heh, kok tas aku dipake sih ?” aku bertambah gusar, kemudian aku menarik tas itu dari tangan lisa.
            “emangnya kenapa kak?” nada suara lisa mendatar
            “ya udah !”
Aku keluar dari kamar sambil membanting pintu.
            “ ada apa sih Ana, kenapa dengan adik Lisa?” ibu yang mendengar keributan itu jadi ikut – ikutan gusar.
            “itu Bu Lisa dia pake tas aku yang warnah biru itu”
            “nak kamu ngalah dikit dong! Dia kan adikmu” ibu seakan membela Lisa.
            “Ah, ibu pasti selalu ngebelain Lisa. Padahal Lisa sudah jelas – jelas salah”. Aku jadi bertambah kesal.
            “Bukan membela tapi…….dia kan adik kamu tunjukkan dong akhlak yang baik, nggak seperti sekarang pagi – pagi sudah ngeributin soal tas, mending kalian nggak usah pake tas sekalian”. Ibu sepertinya sudah kehilangan kesabaran.
Aku dan Lisa tertunduk, segumpal kesalahan yang menyesakkan dada Aku dan Lisa.
            “Ayah, Lisa ingin tas ……. belikan Lisa tas lagi” rujuk Lisa.
            “Lisa, tas kamu kan banyak ?”
            “ tapi Lisa ingin tas lagi Ayah!” kata Lisa dengan manjanya.
Sepuluh menit kemudian aku sudah siap kesekolahku cium punggung tangan ibu dan ayah dengan penuh kasih.
Aku tiba disekolah lebih pagi dari pada biasanya, akupun meletakkan tas dimeja kelas dan duduk merenung di bangku kelas.
Mataku menatap lurus ke depan, tetapi pikiranku jauh menerawang, berkali – kali teman 0 teman memanggil, tetapi tidak aku hiraukan. Ingatanku kembali ke rumah aku ingat kembali akan pertengkaran aku dengan adik lisa.
            “Ada apa Ana ?” Tanya Ecy aku menunduk dan tidak menjawab pertanyaan Ecy
            “Apa kamu sakit ?” kamu tadi ceria sekali tetapi kenapa wajahmu mendadak sedih. Padahal diluar cuaca cerah”
Aku masih belum menjawab, tetapi aku tersenyum dan keluar dari kelas menuju ke perpustakaan. Di depan kelas X DM 2 dicegat oleh Vita.
            “Ana mau kemana sepagi ini?” sapa Vita tangannya memegangi lengan aku.
            “Saya mau keperpustakaan” jawabku
            “kamu mimpi apa semalam?” Tanya Vita heran setelah mendengar jawaban Aku
            “mengapa ? balas aku
            ‘ pagi – pagi mau ke Perpustakaan pada hal kamu kan sudah tahu kalau saat ini perpustakaan belum buka apakah kamu mau membersihkan ruangan? Debat Vita
            “jangan banyak bicara, kamu mau ikut atau tidak?”bentak aku dengan tersenyum” saya hanya ingin melihat daftar buku kalau kamu mau ikut ayo cepat sebentar lagi bel masuk” kata aku sambil menarik tangan Vita buku yang tertempel di dinding.
            “judul apa yang kamu senangi”? Tanya vita
            “nah judul yang menarik itulah yang masih saya cari,”’ jawab saya.
            “periksa katalognya kata Vita
            “Kuncinya mana? Tanya aku tertawa.
Aku masih menulusuri daftar bukuyang menempel di dinding
            “Ayo, kita kekantin, saya mau makan nich. “ kata Vita
            “pergi sendiri ah!” kata saya
Vita tak jadi pergi
            “dasar kutu buku !gumam Vita
            “ Ayo waktu masuk segera tiba” kata saya teriak.
Dalam mengikuti Pelajaran pikiran saya kurang tertuju kepada pelajaran. Saya teringat terus sama Ayah dan Ibu yang akan berangkat besok pagi ke Eropa.
            “He… kamu melamun? Tanya Ecy
            “Ah….” Hanya itu jawaban saya
            “Ayo kita pulang, bell pulang telah berbunyi teriak teman – teman.
Akupun berkemas, Ecy dan Vitapun ikut berkemas, aku Ecy. Dan Vita pulang bareng tiba – tiba diperjalanan ada sebuah bola yang meluncur kearah kami.
            “Aduh ……siapa yang kurang jar?’ teriak aku
            “yang kurang ya bola, ma saya, balas Andi.
            “benar apa bola bisa melayang sendiri kalau tidak ada yang tendang ? balas Aku
“iya aku yang tending bolanya , tapi yang salah bukan aku bukan aku “ Debat Andi
“Ih … jelas – jelas yang yang salah itu kamu, dasar bodoh ya kamu” kata Eci sambil tertawa.
Ketika aku sampai dirumah, ternyata Ibu dan Ayah dan kak Cakhra tidak ada di rumah. Hanya Lisa ada dirumah yang sedang mengerjakan tugasnya dari sekolah aku merasa bersalah dengan adik Lisa karena tadi pagi aku bertengkar dengannya.
            “ Dek…..ayah, ibu dan kak Cakhra mana?”
            “Aku nggak tau kak karena tadi ketika aku pulang sekolah ….ayah, ibu dan kak Cakhra ngga ada ?” jawab Lisa bingung.
            “Oooo…..apakah kamu sudah makan ? Tanya aku setelah aku dekat dengan Lisa.
            “belum kak, nanti kita makan bersama dengan Ayah, Ibu dan kaka Cakhra “ Jawab Lisa
            “Nah, itu Ayah, Ibu dan kak Cakhra sudah datang”
             “Apakah kalian sudah makan ?” tanya ibu
            “Belum bu, “ jawan Aku dan Lisa
            “Ayo kita makan bersama” ajak ibu sambil berjalan menuju kedalam rumah.
Beberapa saat kemufian aku, Ayah, Ibu , Lisa, dan Cakhra telah tertidur lelap. Hanya suara jangkrik yang mengiringi kelelapan kami.
Keesokan harinya ayah dan ibu bersiap –siap berangkat ke Eropa, rasanya aku ingin ikut saat Ayah dan Ibu naik pesawat Aku, Lisa, dan Kak Cakhra melambaikan tangan dan dalam hati aku berdoa mudah – mudahan ibu dan Ayah sampai di Eropa dengan selamat. Aku, Lisa, dan Kak Cakhra langsung pulang ke rumah.
Sesampai dirumah .....entah mengapa perasaanku menjadi nggak enak tiba – tiba Lisa berlari ke depan Televisi dan langsung menonton berita tentang kecelakaan Pesawat, ku simak baik – baik berita tersebut dan ternyata itu adalah pesawat yang ditumpangi Ayah dan Ibu ke Eropa.
            “Kak......kakak Cakhra” teriak aku
            “kamu kenapa, kok kamu panggil kakak seperti lagi lihat hantu saja ? tanya kakak Cakhra.
            “kak, pesawat itu bukannya pesawat yang ditumpangi ibu dan ayah ke Eropa?
            “mana kak lihat ?” kata kak Cakhra sambil melihat dengan baik ke Tv.
Tiba – tiba kak cakhra menangis dan berkata “Iya.... dek.....pesawat itu adalah pesawat yang ditumpangi ayah dan ibu”
            “A..pa....., tidak...mungkin ayah dan ibu meninggalkan aku kak......ayah dan ibu berjanji akan pulang kak “ suara Lisa terbata
Mendengar berita Aku dan Lisa langsung memeluk kak Cakhra sambil menangis kami tak percaya kalau ibu dan ayah telah pergi meninggalkan kami untuk selamanya. Aku, Lisa, dan Kak Cakhra tak berhenti menangis, aku tak bisa hidup tanpa ayah dan ibu. Kupandangi photo kedua orang tuaku saat kami bersama Ayah dan ibu.
Lisa terus menangis dan teringat pada saat ia memaksa ayah untuk membelikan dia tas.
            “Kak, ayah dan ibu telah pergi meninggalkan kita,” Lisa menunduk dengan terputus Lisa melanjutkan.
            “Aku tidak bisa hidup tanpa Ibu dan Ayah kak, kenapa mereka pergi begitu cepat aku masih ingin bersama ibu dan ayah”
            “Iya dek, kamu jangan menangis lagi ya, biarlah Ibu dan Ayah pergi dengan tenang” kata kak Cakhra sambil memeluk aku dan adik Lisa.
            “ janganlah kalian membuat kedua orang tuamu menangis” karena kedua orang tua kita sangat menyayangimu, dengan penuh kasih sayang, jadi buatlah kedua orang tuamu bahagia, terutama ibumu karena surga ada ditelapak kaki ibu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar