MAKALAH
ASPEK BIOKIMIA YANG
BERPENGARUH PADA PROSES
REPRODUKSI
PADA IBU, JANIN, BAYI, DAN ANAK
Disusun oleh :
SRIYENSI TANNING (B.11.03-01.016)
MATA KULIAH BIOKIMIA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEGABUANA PALOPO
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEGABUANA PALOPO
2012
Kata
Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat iman dan islam kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kita sebagai
generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengangkat permasalahan
permasalahankesehatan wanita dan dimensi sosial dan upaya mengatasinya. saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung makalah ini.
saya sebagai penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi tenaga
kesehatan dimasa kini.
Palopo, 19 Maret 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat
kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga
dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak
tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita,
seyogyanya diberi perhatian sebab :
1. Wanita
menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan
fungsi reproduksinya
2. Kesehatan
wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan
dilahirkan.
3. Kesehatan
wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas namakan
“pembangunan” seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.
4. Masalah
kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya
Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan
kependudukan (Beijing dan Kairo).
5. Berdasarkan
pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting disebabkan
pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi
kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan
kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.
2.
RUMUSAN
MASALAH
1) Apa
konsep kesehatan reproduksi?
2) Bagaimana
cara mengenali masalah pada kesehatan reproduksi?
3) Bagaimana cara menangani masalah pada kesehatan
reproduksi?
4) Bagaimana
kesehatan reproduksi dalam prespektif gender?
3.
TUJUAN
PENULISAN
1) Untuk
mengetahui teori dan konsep kesehatan reproduksi
2) Untuk
mendalami masalah kesehatan reproduksi pada ibu, janin, bayi dan Anak
BAB II
PEMBAHASAN
1.
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
1.1
PENGERTIAN KESEHATAN REPRODUKSI
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. (WHO,
1992)
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental,
fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan
dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari
penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan
yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang
antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan.
(BKKBN, 1996)
1.2 SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN REPRODUKSI
a) Konferensi di Wina, 1993
Mendiskusikan
HAM dalam perspektif gender dan isu kontroversial mengenai hak reproduksi.
Mendeklarasikan “HAP dan anak perempuan adalah mutlak, terpadu dan merupakan
bagian dari HAM”
b) ICPD (International Conference on Population
Development)
Disponsori
oleh PBB yang dihadiri oleh 180 negara dan bertempat di Cairo Mesir, yang
menghasilkan kebijakan program kependudukan (Program Aksi 20 tahun) yang
menyerukan agar setiap negara meningkatkan status kesehatan , pendidikan dan
hak individu khususnya perempuan dan anak, mengintegrasikan program KB kedalam
agenda kesehatan perempuan yang lebih luas (Wallstam, 1977)
c) Konferensi perempuan sedunia ke 4 di Beijing
(Fourth World Conference on Women) 1995
1.3 RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI DALAM
SIKLUS KEHIDUPAN
Secara
luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :
a)
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b)
Penceghan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi
(ISR) termasuk HIV/AIDS
c)
Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
d)
Kesehatan reproduksi remaja
e)
Pencegahan dan penganan infertilitas
f)
Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
g)
Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker
serviks, mutilasi genital, fistula dll.
h)
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi
perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi,
remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal. kondisi
kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkannya,
termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya.
i)
Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI
dilaksanakan secara integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan
reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi
1.4 HAK – HAK REPRODUKSI
Hak-hak reproduksi menurut kesehatan dalam
Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan bertujuan untuk
mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun
rohani.
Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis
operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak reproduksi :
a) Promosi hak-hak reproduksi
Dilaksanakan
dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yang saat ini
berlaku apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak
melupakan kondisi lokal sosial budaya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan
hak reproduksi memerlukan dukungan secara polotik, dan legislatif sehingga bisa
tercipta undang-undang hak reproduksi yang memuat aspek pelanggaran hak-hak
reproduksi.
- SIKLUS KONSEPSI
PADA MASA KONSEPSI
Perkembangan biologis antara laki-laki dan
perempuan ditentukan sejak masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai dua
kromosom X dari setiap orang tua. Janin laki-laki mempunyai kromosom X dan Y,
kromosoms X dari ibu dan kromosom Y dari ayah. Sejak tujuh minggu masa depan
konsepsi, organ seksualitas laki-laki mulai terbentuk karena pengaruh hormon
estrogen. Dan pada waktu yang sama organ seksual perempuan mulai terbentuk
karena kurangnya testeteron, bukan karena adanya hormone esterogen.
1.
Sel telur
(Ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak
menjadi ovum terjadi di genetalia ridge. Menurut umur wanita
2.
Sel mani
(Sperma)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri
atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor, yang dapat bergetar
sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3.
Pengertian
Konsepsi
Suatu peristiwa penyatuan antara sel mani
dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses
kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah
itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh
sperma.
Walaupun
fungsi hormone dapat berada dalam keadaan normal, gangguan pada ovarium dapat
mempengaruhi ovulasi. Misalnya kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistis
atau kerusakan ovarium akibat endomestiotis atau riwayat pembedahan dapat
menggangu siklus ovarium sehingga mempengaruhi fertilitas. Lebih lanjut lagi,
dapat terjadi masalah pada produksi dan pelepasan ovum. Misalnya ovum yang
dihasilkan dapat dilepas sebelum ovum tersebut benar-benar matur, atau ovum
tersebut terus menerus mengalami defek.
- Bayi dan Anak
- ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
- Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
- Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
- Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
- Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
- Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
- Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll.
Perubahan pada bayi lahir cukup bulan :
- Pembentukan genitalia interna telah sempurna
- Folikel pada kedua ovarium telah lengkap
- Genitalia eksterna telah terbentuk
- Minggu pertama dan kedua setelah lahir, bayi masih membawa pengaruh estrogen yang didapat saat dlm kandungan. Pengaruh ini seperti :
- Epitel vagina relative tebal dan pH vagina 5
- 1/3 bayi perempuan endoserviksnya tidak terhenti pada ostium uteri eksternum tetapi menutupi juga sebagian dari portio servisis uteri (pseudoerosio kongenitalis)
Asuhan yang
diberikan
- ASI Eksklusif
- Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
- Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
- Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
- Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
- Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19
tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa
terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang
dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan,
dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan
tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh
wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon
seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
Tahapan pubertas/remaja
- Masa remaja awal (10-12 tahun)
·
Merasa lebih
dekat dengan teman sebaya
·
Merasa ingin
bebas
·
Lebih banyak
memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
- Masa remaja tengah (13-15 tahun)
·
Ingin
mencari identitas diri
·
Ada
keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
·
Timbul
perasaan cinta yang mendalam
·
Kemampuan
berpikir abstrak makin berkembang
·
Berkhayal
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
- Masa remaja akhir (16-19 tahun)
·
Menampakkan
pengungkapan kebebasan diri
·
Dalam
mencari teman sebaya lebih selektif
·
Memiliki
citra terhadap dirinya
·
Dapat
mewujudkan perasaan cinta
·
Memiliki
kemampuan berpikir abstrak
Perubahan Kesehatan Wanita Pada Siklus Remaja
Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada
remaja wanita
- Perubahan fisik
- Tanda-tanda primer
Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya
yang ditandai dengan datangnya haid.Ovarium mulai berfungsi dengan matang dibawah
pengaruh hormone gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh meski belum
matang tetapi sudah dapat mengeluarkan estrogen. Korteks kelenjar suprarenal
membentuk androgen yang berperan pada pertumbuhan badan. Selain pengaruh
hormone somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan wanita dipengaruhi juga oleh
estrogen.
- Tanda-tanda sekunder
·
Rambut
Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi
setelah pinggul dan payudara mulai berkambang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah
mulai tampak setelah datang haid. Rambut yang mula-mula berwarna terang berubah
menjadi lebih subur, gelap, kasar, keriting.
·
Pinggul
Pinggul berubah menjadi lebih memebesar dan
membulat. Hal ini disebabkan karena membesranya tulang pinggul dan lemak
dibawah kulit.
·
Payudara
Bersamaan dengan membesarnya pinggul maka
payudara juga membaesar dan puting susu ikut menonjol. Disini makin membesarnya
kelenjar susu maka payudara semakin besar dan bulat.
·
Kulit
Kulit menjadi semakin kasar, lebih tebal dan
pori-pori lebih membesar. Tetapi kulit wanita lebih lembut daripada kulit pria.
·
Kelenjar
lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih
aktif. Pada masa ini sering timbul masalah jerawat karena adanya sumbatan
kelenjar keringat dan baunya menusuk pada saat sebelum dan sesudah haid.
·
Otot
Menjelang akkhir masa puber, otot menjadi
semakin membesar dan kuat. Akibat akan terbentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
·
Suara
Suara berubah menjadi merdu.
- Perubahan kejiwaan
- Perubahan emosi
Remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah menangis,
cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, mudah
bereaksi bahkan agresif terhadap gangguanatau rangsangan luar yang
mempengaruhinya. Pada masa ini ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua,
lebih suka pergi sama teman, tidak betah tinggal dirumah.
- Perkembangan intelrgensia
Pada perkembangan ini remaja cenderung mengembangkan cara
berpikir abstrak dan ingin mengetahui hal-hal baru yang mendorong perilaku
ingin coba-coba.
Asuhan apa
yang diberikan
- Gizi seimbang
- Informasi tentang kesehatan reproduksi
- Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
- Pencegahan terhadap ketergantungan napza
- Perkawinan pada usia yang wajar
- Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
- Siklus kesehatan wanita dewasa
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering
dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling
mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan
di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya
agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan
dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah
kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat
anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius
tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia
ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri
pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil.
Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami
gejala apa-apa.
- Kehamilan dan persalinan yang aman
- Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan
- bayi
Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB) - Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
- Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
- Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
- Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
- Pencegahan dan manajemen infertilitas.
- Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
- Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan
- Kehamilan dan persalinan yang aman
- Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
- Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
- Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
- Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
- Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
- Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
- Pencegahan dan manajemen infertilitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan kematian perempuan yang
berkaitan denga kehamilan. Termasuk didalamnya juga maslah gizi dan anemia
dikalangan perempuan, penyebab serta komplikasi dari kehamilan, masalah
kemandulan dan ketidaksuburan; Peranan atau kendali sosial budaya terhadap
masalah reproduksi. Maksudnya bagaimana pandan gan masyarakat terhadap
kesuburan dan kemandulan, nilai anak dan keluarga, sikap masyarakat terhadap
perempuan hamil;
2. Intervensi pemerintah dan negara terhadap masalah reproduksi. Misalnya
program KB, undang-undang yang berkaitan dengan masalah genetik, dan lain
sebagainya.
3. Tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana,
serta terjangkaunya secara ekonomi oleh kelompok perempuan dan anak-anak;
4. Kesehatan bayi dan anak-anak terutama bayi dibawah umur lima tahun;
5. Dampak pembangunan ekonomi, industrialisasi dan perubahan lingkungan
terhadap kesehatan reproduksi.
3.2 SARAN
Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi
harus didahului oleh hubungan seksual, tujuan utama program kesehatan
reproduksi adalah meningkatkan ksesadaran kemandiriaan wanita dalam mengatur
fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga
hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju penimgkatan
kualitas hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba.
Memahami Kesehatan reproduksi wanita. EGC; Jakarta; 1998.
2. Kartono.Kontradiksi
Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar Harapan;Jakarta; 1998.
3. Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia, PPK-UGM, dan Ford Foundation. Hak-hak reproduksi
dan kesehatan reproduksi, terjemahan bahasa Indonesia Implication of the ICPD
programme of actio; Yogyakarta; 1995.
4. Wahid,
Abdurrahman, dkk. Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Gender,
Pustaka Sinar Harapan; Jakarta; 1996.
5. Wattie,
Anna Marie. Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian dan implikasi,
Pusat Penelitian Kependudukan UGM; Yogyakarta; 1996.
6. Wattie,
Anna Marie. Telaah Aspek-Aspek Sosial Dalam Persoalan Kesehatan Reproduksi”,
Pusat penelitian Kependudukan UGM; Yogyakarta; 1996.
7. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan Ginekologi
Sosial, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar